Rabu, 13 April 2016

KONSEP DASAR KEPRIBADIAN



KONSEP DASAR KEPRIBADIAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian
Dosen Pengampu : Andi Asyhari, M.Pd.






Disusun Oleh Kelompok 1 :
Aida A
(1410110062)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku yang menjadi cirri-ciri individual.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari tentang jiwa, kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam kesehariannya. Dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya dapat dilihat dari tampak luarnya saja, namun bisa dilihat dari dalamnya, karena sering kali apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan kenyataan yang terjadi, yang dialami seseorang, semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai topeng saja. Kepribadian juga merupakan ranah kajian psikologi dalam pemahaman tingkah laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia, yang memakai rasional psikologi.
Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk menelaah lebih dalam mengenai Konsep Dasar Kepribadian, dengan membahas apa pengertian kepribadian, konsep yang berhubungan dengan kepribadian serta usaha-usaha mempelajari kepribadian.









B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.      Apa Pengertian Kepribadian ?
2.      Bagaimana Konsep yang berhubungan dengan kepribadian ?
3.      Bagaimana Komponen Kepribadian ?
4.      Bagaimana Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian ?
5.      Apa Saja Macam-macam Perkembangan Kepribadian ?
6.      Bagaimana Struktur Kepribadian ?
7.      Apa Saja Tipe-tipe Kepribadian ?
8.      Apa saja Aspek-aspek Kepribadian ?

C.     Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, makalah ini mempunyai tujuan, yaitu ;
1.      Untuk Memahami Pengertian Kepribadian.
2.      Untuk Mengetahui Konsep yang berhubungan dengan kepribadian.
3.      Untuk Memahami Komponen Kepribadian.
4.      Untuk Mengetahui Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian.
5.      Untuk Mengetahui Macam-macam Perkembangan Kepribadian.
6.      Untuk Mengetahui Struktur Kepribadian.
7.      Untuk Memahami Tipe-tipe Kepribadian.
8.      Untuk Mengetahui Aspek-aspek Kepribadian.






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kepribadian
Secara Etimologi kepribadian berasal dari kata Personality atau Person yang secara bahasa memiliki arti : (1) an individual human  being (sosok manusia sebagai individu), (2) a common individual (individu secara umum), (3) a living human body (orang yang hidup), (4) self ( pribadi), (5) personal existence or identity (eksistensi atau identitas pribadi), (6) distinctive personal karakter (kekhususan karakter individu).[1]
Istilah Kepribadian (personality) dalam Studi Keislaman lebih dikenal dengan term Asy Syakhsiyah. Syakhsiyah berasal dari kata Syakh yang berarti “Pribadi”. Melalui pendekatan psikolog, psikologi kepribadian sebagaimana yang diungkapkan oleh Adler adalah salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku yang menjadi cirri-ciri individual yang normal. Definisi tersebut memiliki dua prinsip pokok, yaitu psikologi kepribadian membahasa tentang struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas dan psikologi kepribadian menguraikan tingkah laku individu yang normal.[2]
Dalam bahasa Romawi, pengertian “persona” lebih sesuai dengan yang biasa kita pergunaan sekarang yaitu “penampilan seseorang terhadap orang lin”. Dewasa ini kepribadian diartikan sebagai “siapakah sesorang itu”, bagaimana dia merasa dan berfikir, “keseluruhan keadaan psikologisnya terungkap dalam bentuk tingkah laku”. Kepribadian diartikan Woodworth dan Marquis sebagai “kualitas tingkah laku individu”.

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Sedangkan definisi kepribadian menurut Allport merupakan definisi kepribadian yang dapat dikatakan lengkap. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamik dalam diri individu yang tersusun dari sistem psikofisis yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan”.
Dalam definisi tersebut tersirat pengertian penting, yaitu :
1.      Dinamik, berarti kepribadian itu pada hakekatnya selalu berubah dan terungkap dalam bentuk kualitas tingkah laku.
2.      Organisasi, berarti bahwa kepribadian bukan hanya sekedar kumpulan sifat-sifat (trait) tetapi merupakan yang sifat-sifat yang mempunyai hubungan timbale balik. Bila hubungan timbale balik itu berubah, maka beberapa sifat menjadi dominan dan beberapa sifat menjadi lemah, dalam hal ini berhubungan dengan perubahan pada diri anak dan perubahan pada lingkungan.
3.      Sistem psikofisis dapat diartikan sebagai kebiasaan, sikap, keyakinan, keadaan emosional, perasaan, motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar neural dan glandular (syaraf dan kelenjar), maupun keadaan fisik secara keseluruhan. Sistem ini berdasarkan pada factor keturunan yang berkembang melalui proses belajar anak melalui pengalaman-pengalamannya. Sistem psikofisis ini merupakan daya penggerak yang menentukan penyesuaian diri anak. Karena pngalaman yang dialami anak berbeda-beda, penyesuaian yang dilakukan itu bersifat unik.[3]

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang, seperti “Saya seorang yang terbuka” atau “Saya seorang yang pendiam”, kesan umum sesorang tentang diri anda atau orang lain, seperti “Dia agresif” atau “Dia jujur” dan fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah, seprti “Dia baik” atau “Dia pendendam”.

B.     Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian
Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan  kadang-kadang disamakan dengan kepribadian, (Alwisol, 2005 : 8-9) :
1.      Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai yang benar atau salah dan yang baik atau buruk.
2.      Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat biologis atau fisiologis.
3.      Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kuun waktu relative lama.
4.      Type atttibute (ciri), yaitu mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
5.      Habit (kebiasaan), yaitu respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.

C.     Komponen Kepribadian
Komponen kepribadian terdiri dari konsep diri dan sifat (trait). Konsep diri dibedakan menjadi : konsep diri yang riil (siapa dia yang sesungguhnya), yang ada dalam kenyataan, dan konsep diri yang ideal (gambaran diri yang diinginkan seseorang). Aspek diri tersebut mempunyai aspek psikologis dan aspek fisik.
Sedangkan sifat merupakan kualitas tingkah laku atau pola penyesuaian diri yang bersifat spesifik seperti reaksi terhadap frustrasi, cara untuk menyelesaikan masalah, tingkah laku menampilkan diri atau menarik diri dalam pergaulan dengan orang lain. Trait menunjukkan dua karakteristik, yaitu :
1.      Individualitas, terungkap dalam variasi kualitas sifat tertentu.
2.      Konsisten, yang terungkap dalam tingkah laku yang serupa yang dilakukan seseorang dalam situasi dan kondisi yang hampir sama.[4]

D.      Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian mempelajari kepribadian
Usaha-usaha untuk memahami kepribadian orang lain sudah lama dan banyak dilakukan, Yaitu :
1.      Grafalogi (ilmu tentang tulisan tangan)
Grafalogi merupakan ekspresi jiwanya, juga gerakan menulis itu merupakan bentuk ekspresi.
Dalam menganalisa tulisan tangan tersebut hal hal yang diperhatikan antara lain :
a.       Apakah tulisan tetap lurus, naik atau menurun
b.      Condong atau tegaknya tulisan
c.       Besar kecilnya huruf
d.      Jarak tulisan dari garis yang satu kegaris yang lain
e.       Tumpul runcingnya tulisan
f.        Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
2.      Physiogomi (ilmu tentang wajah)
a.       Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seorang
b.      Hidung dan pipi ialah bagian yang dapat memberikan tanda mengenai halus atau kasarnya seseorang
c.       Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk tentang nafsu makan, nafsu minum dan sebagainya
d.      mata adalah bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa dan sebagainya.
Hippocrates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan Zat cair yang ada dalam tubuhnya, yaitu :
a.       Melancholicus, yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga tipe orang seperti ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis, dan selalu menaruh rasa curiga.
b.      Sanguinicus, yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan beresikap optimistis.
c.         Flegmaticus, yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. orang tipe ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
d.      Cholericus, yakni orang yang banyak empedu kuningnya. Orang tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.[5]

E.     Macam-Macam Perkembangan Kepribadian
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu:
(1) tahap oral: 0-2 tahun,
(2) tahap anal: 2-4 tahun,
(3) tahap palus: 4-6 tahun,
(4) tahap laten: 6-12 tahun,
(5) tahap genetal: 12-18 tahun,
(6) tahap dewasa : dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Sedangkan Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
1.      Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat adanya reaksi-reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.
2.      Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3.      Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini merupakan tahap perkembangan fungsi penalaran intelektual. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat membahagiakannya.
4.      Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas yang kuat, dan mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
5.      Tahap pematangan diri (umur 20 tahun ke atas)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Merealisasi setiap keinginan.



F.      Struktur Kepribadian
Menurut Sigmund Freud (1856-1939), seorang bapak psikolog dari aliran psikoanalisa, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
1.      Id (das es) Freud menyebut ide dengan the true psychic reality (kenyataan psikis yang sebenarnya), karena Id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Prinsip kerjanya adalah serba mengejar kenikmatan (pleasure principle) yang cenderung bersifat rasional, primitive, impulsive, dan agresif.
2.      Ego (das ich) adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur atau mengendalikan dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai super ego. Karena ego mengikuti prinsip kenyataan (reality principle) yang bersifat rasional-logis.
3.      Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena membedakan yang baik atau buruk, salah atau benar, boleh atau tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.timbulnya super ego ini bersumber dari suara hati.[6]

G.    Tipe - Tipe Kepribadian
Menurut C.G. Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1)      Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat, cenderung bersifat ramah dan terbuka,
2)      Tipe introvert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya, menentukan sesuatu berdasarkan perasaannya, mengikuti dirinya, cenderung diam dan suka menyendiri.[7]

Menurut Paul Gunadi (2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan atau tipe kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut :
1.      Tipe Sanguin
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain ; memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini juga memiliki kelemahan, antara lain ; cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya.
Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
Oleh karena itu, Orang bertipe ini harus meningkatkan perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moralnya sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orsang lain menjadi lebih menggunakan pikirannya daripada menggunakan perasaan atau emosinya. Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan orang lain.
2.      Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain ; cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas. Orang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot.
Akan tetapi orang bertipe seperti ini juga memiliki kelemahan antara lain ; ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susah. Dengan kelemahan ini, mereka kurang mau berkorban demi orang lain dan cenderung egois.
Oleh karena itu, perlu mendapatkan bimbingan yang mengarahkan pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna peningkatan rasa kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih bermurah hati.
3.      Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain ; terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan angat sensitif.
Orang yang memiliki tiep ini juga memiliki kelemahan antara lain : sangat mudah dikuasi oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung, tidak gampang senang, senang, dan tertawa terbahak-bahak.
Pembentukan kepribadian melalui peningkatan pertimbangan moral, dapat membantu dalam mengatasi perasaanya yang kuat dan sensitivitas melalui peningkatan moral kognitifnya. Dengan demikian, kekuatan emosionalnya seimbang dengan perkembangan moral kognitifnya.
4.      Tipe Korelik
Seseorang yang memiliki tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain ; cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya.
Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan antara lain ; kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan kepada orang yang sedang menderita.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya sehingga menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain.
5.      Tipe Asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain ; mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain, berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dari kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekspresikan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat. tipe Asertif ini adalah tipe yang ideal maka tidak banyak ditemukan kelemahannya.[8]

H.    Aspek-aspek Kepribadian
Tingkah laku manusia dianalisi ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu:
1.      Aspek kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. fungsi apek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2.      Aspek afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi.
3.      Aspek motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.[9]
BAB III
PEMBAHASAN

A.     Kesimpulan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Sedangkan konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian: Character (karakter), Temperament (temperamen), Traits (sifat-sifat), Type atttibute (ciri), Habit (kebiasaan).
Kepribadian juga memiliki tipe-tipe, yaitu : Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya. Dan Tipe introvert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu: tahap oral (0-2 tahun), tahap anal (2-4 tahun), tahap palus (4-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), tahap genetal (12-18 tahun), tahap dewasa (dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja).

B.     Saran
Semoga pembahasan makalah di atas dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian dari penulis apabila ada salah dan khilaf, Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.




DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia, Bandung, 2004.
E.  Koeswara, Teori-teori Kepribadian, cet 2, PT Eresco, Bandung, 1991.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1998.
Netty Hartati,dkk., Islam dan Psikologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, cet 2, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Sumadi Suryabrata, psikologi kepribadian, Rajawali Pers , Jakarta, 2010.
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar BIasa, PT Refika Aditama, Bandung, 2006.



[1]  Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, Hlm.18.
[2]  Netty Hartati,dkk., Islam dan Psikologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hlm.128.
[3]  Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar BIasa, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, Hlm.51-52.
[4]  Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar BIasa, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, Hlm.52-53
[5]  Sumadi Suryabrata, psikologi kepribadian, Rajawali Pers , Jakarta, 2010, hal. 6-10

[6]  E.Koeswara, Teori-teori Kepribadian, cet. 2, PT Eresco, Bandung, 1991, Hlm.32-35.
[7]  M.Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1998, Hlm.115.

[8]  Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, cet. 2, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008,Hlm. 11-13.
[9]  Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia, Bandung, 2004, Hlm.129-132.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum.,
    salam kenal...
    trima kasih atas postingannya ya.. sangat membantu nih..
    boleh minta kontaknya ga,kalo mau share atau tanya tanya

    BalasHapus