KONSEP
DASAR KEPRIBADIAN
Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Psikologi Kepribadian
Dosen Pengampu
: Andi Asyhari, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
Aida A
(1410110062)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan salah satu
cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur kepribadian manusia sebagai
suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku yang menjadi
cirri-ciri individual.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari
mempelajari tentang jiwa, kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah
laku dalam kesehariannya. Dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya
dapat dilihat dari tampak luarnya saja, namun bisa dilihat dari dalamnya,
karena sering kali apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan kenyataan yang
terjadi, yang dialami seseorang, semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai
topeng saja. Kepribadian juga merupakan ranah kajian psikologi dalam pemahaman
tingkah laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia, yang memakai rasional
psikologi.
Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk menelaah lebih dalam
mengenai Konsep Dasar Kepribadian, dengan membahas apa pengertian kepribadian, konsep yang
berhubungan dengan kepribadian serta usaha-usaha
mempelajari kepribadian.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
Apa Pengertian Kepribadian ?
2.
Bagaimana Konsep yang berhubungan dengan kepribadian ?
3.
Bagaimana Komponen Kepribadian ?
4.
Bagaimana Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian ?
5.
Apa Saja Macam-macam Perkembangan Kepribadian ?
6.
Bagaimana Struktur Kepribadian ?
7.
Apa Saja Tipe-tipe Kepribadian ?
8.
Apa
saja Aspek-aspek
Kepribadian ?
C.
Tujuan
Dari
rumusan masalah di atas, makalah ini mempunyai tujuan, yaitu ;
1.
Untuk Memahami Pengertian Kepribadian.
2.
Untuk Mengetahui Konsep yang berhubungan dengan
kepribadian.
3.
Untuk Memahami Komponen Kepribadian.
4.
Untuk Mengetahui Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian.
5.
Untuk Mengetahui Macam-macam Perkembangan
Kepribadian.
6.
Untuk Mengetahui Struktur Kepribadian.
7.
Untuk Memahami Tipe-tipe Kepribadian.
8.
Untuk Mengetahui Aspek-aspek Kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepribadian
Secara Etimologi kepribadian berasal dari kata Personality
atau Person yang secara bahasa memiliki arti : (1) an individual human being (sosok manusia sebagai individu),
(2) a common individual (individu secara umum), (3) a living human
body (orang yang hidup), (4) self ( pribadi), (5) personal
existence or identity (eksistensi atau identitas pribadi), (6)
distinctive personal karakter (kekhususan karakter individu).[1]
Istilah Kepribadian (personality) dalam
Studi Keislaman lebih dikenal dengan term Asy Syakhsiyah. Syakhsiyah
berasal dari kata Syakh yang berarti “Pribadi”. Melalui pendekatan
psikolog, psikologi kepribadian sebagaimana yang diungkapkan oleh Adler adalah
salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan struktur-struktur kepribadian
manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku
yang menjadi cirri-ciri individual yang normal. Definisi tersebut memiliki dua
prinsip pokok, yaitu psikologi kepribadian membahasa tentang struktur-struktur
kepribadian manusia sebagai suatu totalitas dan psikologi kepribadian
menguraikan tingkah laku individu yang normal.[2]
Dalam bahasa Romawi, pengertian “persona” lebih
sesuai dengan yang biasa kita pergunaan sekarang yaitu “penampilan seseorang
terhadap orang lin”. Dewasa ini kepribadian diartikan sebagai “siapakah
sesorang itu”, bagaimana dia merasa dan berfikir, “keseluruhan keadaan
psikologisnya terungkap dalam bentuk tingkah laku”. Kepribadian diartikan
Woodworth dan Marquis sebagai “kualitas tingkah laku individu”.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau
gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan
yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga
bawaan seseorang sejak lahir.
Sedangkan definisi kepribadian menurut Allport
merupakan definisi kepribadian yang dapat dikatakan lengkap. Allport
mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamik dalam diri individu yang
tersusun dari sistem psikofisis yang menentukan penyesuaiannya yang unik
terhadap lingkungan”.
Dalam definisi tersebut tersirat pengertian penting, yaitu :
1.
Dinamik,
berarti kepribadian itu pada hakekatnya selalu berubah dan terungkap dalam
bentuk kualitas tingkah laku.
2.
Organisasi,
berarti bahwa kepribadian bukan hanya sekedar kumpulan sifat-sifat (trait)
tetapi merupakan yang sifat-sifat yang mempunyai hubungan timbale balik. Bila
hubungan timbale balik itu berubah, maka beberapa sifat menjadi dominan dan
beberapa sifat menjadi lemah, dalam hal ini berhubungan dengan perubahan pada
diri anak dan perubahan pada lingkungan.
3.
Sistem
psikofisis dapat diartikan sebagai kebiasaan, sikap, keyakinan, keadaan
emosional, perasaan, motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar
neural dan glandular (syaraf dan kelenjar), maupun keadaan fisik secara
keseluruhan. Sistem ini berdasarkan pada factor keturunan yang berkembang
melalui proses belajar anak melalui pengalaman-pengalamannya. Sistem psikofisis
ini merupakan daya penggerak yang menentukan penyesuaian diri anak. Karena
pngalaman yang dialami anak berbeda-beda, penyesuaian yang dilakukan itu
bersifat unik.[3]
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan
untuk menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang, seperti “Saya seorang
yang terbuka” atau “Saya seorang yang pendiam”, kesan umum sesorang tentang
diri anda atau orang lain, seperti “Dia agresif” atau “Dia jujur” dan
fungsi-fungsi kepribadian yang sehat atau bermasalah, seprti “Dia baik” atau
“Dia pendendam”.
B.
Konsep Yang
Berhubungan Dengan Kepribadian
Ada beberapa
konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian,
(Alwisol, 2005 : 8-9) :
1.
Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku
dengan menonjolkan nilai yang benar atau salah dan yang baik atau buruk.
2.
Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan
erat biologis atau fisiologis.
3.
Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang sama terhadap
sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kuun waktu relative lama.
4.
Type atttibute (ciri), yaitu
mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
5.
Habit (kebiasaan), yaitu respon yang sama dan
cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
C.
Komponen
Kepribadian
Komponen
kepribadian terdiri dari konsep diri dan sifat (trait). Konsep diri dibedakan menjadi
: konsep diri yang riil (siapa dia yang sesungguhnya), yang ada dalam
kenyataan, dan konsep diri yang ideal (gambaran diri yang diinginkan
seseorang). Aspek diri tersebut mempunyai aspek psikologis dan aspek fisik.
Sedangkan sifat
merupakan kualitas tingkah laku atau pola penyesuaian diri yang bersifat
spesifik seperti reaksi terhadap frustrasi, cara untuk menyelesaikan masalah,
tingkah laku menampilkan diri atau menarik diri dalam pergaulan dengan orang
lain. Trait menunjukkan dua karakteristik, yaitu :
1.
Individualitas, terungkap dalam variasi
kualitas sifat tertentu.
2.
Konsisten, yang terungkap dalam tingkah laku
yang serupa yang dilakukan seseorang dalam situasi dan kondisi yang hampir
sama.[4]
D.
Usaha-Usaha
Mempelajari Kepribadian mempelajari kepribadian
Usaha-usaha untuk memahami kepribadian orang lain sudah lama dan banyak
dilakukan,
Yaitu :
1.
Grafalogi (ilmu tentang tulisan tangan)
Grafalogi
merupakan ekspresi jiwanya, juga gerakan menulis itu merupakan bentuk ekspresi.
Dalam
menganalisa tulisan tangan tersebut hal hal yang diperhatikan antara lain :
a.
Apakah tulisan tetap lurus, naik atau menurun
b.
Condong atau tegaknya tulisan
c.
Besar kecilnya huruf
d.
Jarak tulisan dari garis yang satu kegaris yang
lain
e.
Tumpul runcingnya tulisan
f.
Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
2.
Physiogomi (ilmu tentang wajah)
a. Keadaan dahi dan
kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seorang
b. Hidung dan pipi
ialah bagian yang dapat memberikan tanda mengenai halus atau kasarnya seseorang
c. Mulut dan dagu
dapat memberikan petunjuk tentang nafsu makan, nafsu minum dan sebagainya
d. mata adalah
bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa dan sebagainya.
Hippocrates
dan Galenus mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan
menurut keadaan Zat cair yang ada dalam tubuhnya, yaitu :
a. Melancholicus, yaitu orang-orang yang banyak
empedu hitamnya, sehingga tipe orang seperti ini selalu bersikap murung atau
muram, pesimistis, dan selalu menaruh rasa curiga.
b. Sanguinicus, yakni orang-orang yang banyak
darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah yang
berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan beresikap optimistis.
c. Flegmaticus, yaitu orang-orang yang banyak
lendirnya. orang tipe ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat,
pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
d. Cholericus, yakni orang yang banyak empedu
kuningnya. Orang tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar
mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.[5]
E. Macam-Macam
Perkembangan Kepribadian
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati
serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini
sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu:
(1) tahap oral: 0-2 tahun,
(2) tahap anal:
2-4 tahun,
(3) tahap
palus: 4-6 tahun,
(4) tahap
laten: 6-12 tahun,
(5) tahap
genetal: 12-18 tahun,
(6) tahap dewasa : dewasa awal,
usia setengah baya dan usia senja.
Sedangkan Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau
berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak
lahir - 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak
tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat adanya reaksi-reaksi
bayi terhadap stimulus lingkungan.
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak
(umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan
makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap perkembangan pada masa
preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini merupakan tahap perkembangan fungsi
penalaran intelektual. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak
juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya.
4. Tahap perkembangan masa adolesen
(umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh
dorongan seksualitas yang kuat, dan mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai
moral.
5. Tahap pematangan diri (umur 20 tahun
ke atas)
Pada tahap ini
perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat membedakan tujuan hidup
pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta
pemuasan keinginan masyarakat.Pada masa ini terjadi pula transisi peran social,
seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan
dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Merealisasi setiap keinginan.
F. Struktur Kepribadian
Menurut
Sigmund Freud (1856-1939), seorang bapak psikolog dari aliran psikoanalisa, struktur
kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
1.
Id (das es) Freud menyebut ide dengan the
true psychic reality (kenyataan psikis yang sebenarnya), karena Id mempresentasikan
dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Prinsip
kerjanya adalah serba mengejar kenikmatan (pleasure principle) yang
cenderung bersifat rasional, primitive, impulsive, dan agresif.
2.
Ego (das ich) adalah bagian
kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia
luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur atau mengendalikan dorongan-dorongan
id agar tidak melanggar nilai-nilai super ego. Karena ego mengikuti prinsip
kenyataan (reality principle) yang bersifat rasional-logis.
3.
Superego adalah bagian
moral dari kepribadian manusia, karena membedakan yang baik atau buruk, salah atau benar, boleh atau tidak sesuatu
yang dilakukan oleh dorongan ego.timbulnya super ego ini bersumber dari suara hati.[6]
G. Tipe
- Tipe Kepribadian
Menurut
C.G. Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya
lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat,
cenderung bersifat ramah dan terbuka,
2) Tipe introvert, yaitu orang-orang yang perhatiannya
lebih mengarah pada dirinya, menentukan sesuatu berdasarkan perasaannya,
mengikuti dirinya, cenderung diam dan suka menyendiri.[7]
Menurut
Paul Gunadi (2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan atau tipe
kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai
berikut :
1.
Tipe Sanguin
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri
antara lain ; memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup,
dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini juga memiliki
kelemahan, antara lain ; cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau
keinginannya.
Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau
penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan
dari luar dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke
dalamnya.
Oleh karena itu, Orang bertipe ini harus
meningkatkan perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan
moralnya sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orsang lain
menjadi lebih menggunakan pikirannya daripada menggunakan perasaan atau emosinya.
Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih
kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan orang lain.
2.
Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri
antara lain ; cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam
kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara
jelas. Orang bertipe ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik
dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan
memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang pengamat
yang kuat, penonton yang tajam, dan pengkritik yang berbobot.
Akan tetapi orang bertipe seperti ini juga
memiliki kelemahan antara lain ; ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan
tidak mau susah. Dengan kelemahan ini, mereka kurang mau berkorban demi orang
lain dan cenderung egois.
Oleh karena itu, perlu mendapatkan bimbingan
yang mengarahkan pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna peningkatan rasa
kasih sayang sehingga menjadi orang yang lebih bermurah hati.
3.
Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri
antara lain ; terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna,
mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan angat sensitif.
Orang yang memiliki tiep ini juga memiliki kelemahan
antara lain : sangat mudah dikuasi oleh perasaan dan cenderung perasaan yang
mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung, tidak gampang senang,
senang, dan tertawa terbahak-bahak.
Pembentukan kepribadian melalui peningkatan
pertimbangan moral, dapat membantu dalam mengatasi perasaanya yang kuat dan
sensitivitas melalui peningkatan moral kognitifnya. Dengan demikian, kekuatan
emosionalnya seimbang dengan perkembangan moral kognitifnya.
4.
Tipe Korelik
Seseorang yang memiliki tipe ini memiliki ciri-ciri
antara lain ; cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai
disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan
bertanggung jawab atas tugas yang diembannya.
Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan
antara lain ; kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu
mengembangkan rasa kasihan kepada orang yang sedang menderita.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kepekaan
sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya
sehingga menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain.
5.
Tipe Asertif
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki
ciri-ciri antara lain ; mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara
tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang
lain, berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau
mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dari kepercayaan orang lain
sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekspresikan perasaan dan
kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat. tipe
Asertif ini adalah tipe yang ideal maka tidak banyak ditemukan kelemahannya.[8]
H. Aspek-aspek Kepribadian
Tingkah laku manusia dianalisi ke dalam tiga aspek atau
fungsi, yaitu:
1. Aspek kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang,
kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. fungsi apek kognitif adalah menunjukkan
jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2. Aspek afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam
perasaan atau emosi.
3. Aspek motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia
seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.[9]
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari
diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak
lahir.
Struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego
dan superego.
Sedangkan konsep yang
berhubungan erat dengan kepribadian: Character (karakter), Temperament
(temperamen), Traits (sifat-sifat), Type atttibute (ciri), Habit
(kebiasaan).
Kepribadian juga memiliki tipe-tipe, yaitu : Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya
lebih diarahkan keluar dirinya. Dan Tipe introvert, yaitu orang-orang
yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu: tahap
oral (0-2 tahun), tahap anal (2-4 tahun), tahap palus (4-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), tahap genetal (12-18 tahun), tahap dewasa (dewasa awal,
usia setengah baya dan usia senja).
B. Saran
Semoga
pembahasan makalah di atas dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan
berguna dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Demikian dari
penulis apabila ada salah dan khilaf, Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Mujib, Kepribadian
dalam Psikologi islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, CV Pustaka Setia, Bandung, 2004.
E.
Koeswara, Teori-teori Kepribadian, cet 2, PT Eresco, Bandung,
1991.
M. Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, PT. Remaja Rosda
Karya, Bandung, 1998.
Netty Hartati,dkk., Islam dan Psikologi, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak,
cet 2, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Sumadi
Suryabrata, psikologi kepribadian, Rajawali Pers , Jakarta, 2010.
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar BIasa, PT Refika
Aditama, Bandung, 2006.
[1] Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi
islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, Hlm.18.
[2] Netty Hartati,dkk., Islam dan Psikologi,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hlm.128.
[3] Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar
BIasa, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, Hlm.51-52.
[4] Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar
BIasa, PT Refika Aditama, Bandung, 2006, Hlm.52-53
[5]
Sumadi Suryabrata, psikologi kepribadian, Rajawali Pers ,
Jakarta, 2010, hal. 6-10
Assalamualaikum.,
BalasHapussalam kenal...
trima kasih atas postingannya ya.. sangat membantu nih..
boleh minta kontaknya ga,kalo mau share atau tanya tanya