KONSEP DAN TEORISASI
PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Tes Tengah Semester
Mata
Kuliah: Tafsir II (Tarbawi)
Dosen
Pengampu: Mufatihatut Taubah, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh :
Aida
A
(1410110062)
Kelas:
B1-PAI
![]() |
|
![]() |
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang
selanjutnya dijadikan pedoman hidup kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan di
dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut
segala aspek kehidupan manusia, salah
satunya adalah pendidikan.
Dalam al-Qur’an telah memberi isyarat
bahwa permasalahan pendidikan sangat penting.
Bisa kita jadikan
inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu.
Untuk
itu penulis mengkaji konsep dan teorisasi pendidikan dalam
al-Qur’an, dalam
makalah. Dan penulis
memaparkan tentang pengertian pendidikan
Islam, Tujuan pendidikan
dalam al-Qur’an, konsep dan
teorisai pendidikan dalam al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat
kita ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Pendidikan Islam ?
2. Apa Tujuan Pendidikan dalam Al-Qur’an ?
3. Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an
?
4. Bagaimana Teorisasi Pendidikan dalam
Al-Qur’an ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran manusia dan penataan
tingkah laku serta emosinya dan merupakan sistem
pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam[1] , untuk membentuk kepribadian yang baik menurut islam dalam aspek duniawi dan ukhrawi, pendidikan
dalam arti adalah suatu proses pemindahan atau transformasi pengetahuan ataupun
pengembangan
Pendidikan hendaknya
mampu menghantarkan umat manusia menuju kemaslahatan, menuju kebahagiaan dunia
dan akhirat. Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan serta melestarikan
nilai-nilai kebajikan dan norma-norma Islam kepada generasi penerus umat, dan
penerus bangsa. Umat Islam harus maju dan jangan mau dibodohi oleh orang lain,
umat Islam harus berjalan sesuai dengan nilai dan norma-norma Islam. [2]
B. Tujuan
Pendidikan dalam Al-Qur’an
Menurut Muhammad Athiyah al-abrasyi, yang dikutif oleh Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakkir, menyatakan tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang
telah ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hidupnya, yaitu
pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa
pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal dan ilmu
praktis
Tujuan
dari pendidikan menurut alqur’an yaitu:
1.
Mendidik
jiwa tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap allah. Ini dibuat
dengan membawa manusia berfikir tentang kebesaran allah, kuasa allah, kehebatan
allah, kebaikan dan rahmat allah serta nikmatnya.
- Mendidik hati agar rasa rindu dengan syurga allah, rahmat dan kemampuan allah , bantuan allah dll. Semua itu di lakukan dengan menyebutkan khabar-khabar gembira tentang perkara-perkara tersebut.
- Mendidik iman dan taqwa di hati
- Mendidik manusia agar melakukan amal saleh dan berakhlak mulia. Untuk itu al-Qur’an banyak menceritakan sejarah hidup para nabi, rasul dan orang-orang saleh yang patut dijadikan panduan hidup manusia.
- Mendidik manusia agar menghindari sift-sifat jahat dan agar selamat dari api neraka.
- Mendidik manusia agar memiliki sikap hidup yang khusus sebagai seorang islam, agar selamat dunia dan akhirat.
C. Konsep
Pendidikan dalam Al-Qur’an
Surat
al-‘Alaq ayat 1-5 :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ْْ خَلَقَ
الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ْْ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ْْ الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ ْْعَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَْ
Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah
menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3)
Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”
Konsep pembelajaran dalam surat al-‘Alaq ayat 1 sampai 5 menurut
tafsir M. Quraisy Syihab dalam tafsir Al-Misbah yaitu:
a) Usaha
Allah SWT dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Nabi Adam dan Nabi Muhammad
saw., kemudian di kembangkan kepada anak cucunya dimuka bumi ini (seluruh
manusia) dengan alat yaitu qalam sebagai alat untuk menulis supaya ilmu yang
telah diberikan tidak akan punah dan
dapat terus dikembangkan yang
didalamnya terdapat ajaran-ajaran tentang keimanan serta membentuk manusia yang
sempurna memiliki akal yang yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk serta memiliki cara berfikir yang berkualitas.
b) Suatu proses dari Allah menyampaikan ilmu dan
membimbing manusia yang mengarah kepada segenap potensi fitrah yang
dimilikinya, supaya dapat menjadi manusia yang sempurna (insan kamil) dan dapat
menanamkan keimanan yang kuat pada jiwa manusia agar setiap aktivitas yang
dilakukannya demi karena Allah. [3]
Pendidikan merupakan pola awal dari sebuah langkah
kehidupan manusia. Manusia adalah salah satu makhluk yang berperan sebagai
orang yang dididik dan orang yang mendidik, baik pribadi, keluarga, maupun
masyarakat. Untuk itulah manusia sebagai sebuah generasi yang berperan sebagai
pemimpin di masa dulu, sekarang dan masa yang akan datang, dituntut untuk
berperan aktif di dalam mengembangkan seluruh potensinya. Pendidikan ialah
proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui
pengajaran. Pendidikan merupakan konsep ideal, sedangkan pengajaran adalah
konsep operasional, dan keduannya ibarat dua sisi koin yang tidak mungkin
dipisahkan.
Pendidikan memiliki dasar-dasar Ilahiyah yang
bersumber kepada Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia. Sebagai
pedoman hidup manusia di segala zaman, Al-Qur’an memuat keterangan yang
memuaskan secara rasional dan disertai rangsangan emosi. Dengan demikian
Al-Qur’an mendidik akal dan emosi sejalan dengan fitrah[4]
D. Teorisasi
Pendidikan dalam Al-Qur’an
QS. Al-Kahf ayat 66 :
قَالَ
لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
petunjuk Yang artinya: ”Musa
berkata kepadanya
Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang
benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu”
(QS. Al-Kahf : 66)”.
Dari ayat tersebut dapat diambil beberapa pokok pemikiran
sebagai berikut:
- Bahwa seorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, pendamping dan yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.
- Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.
- Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.
Dari
beberapa pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian pendidikan
Islam adalah; proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai Islam pada peserta didik.
Sehingga
dapat dijabarkan teori
pendidikan, sebagai berikut :
1)
Proses
tranformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Islam harus dilakukan secara
berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah, penanaman nilai/ilmu, pengarahan,
pengajaran dan pembimbingan kepada anak didik dilakukan secara terencana.
2)
Kecintaan
kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan
penghayatan pengamalan
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang
bercirikhas Islam, dengan disandarkan kepada peran dia sebagai khalifah fil
ardhi dengan pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama manusia
(hablum minannas) dan hubungan dengan alam sekitas (hablum min al-alam).
3) Nilai-nilai
Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendidikan
harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu nilai yang bersumber dari
sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni
nama-nama yang indah yang sebenarnya karakter idealitas manusia yang
selanjutnya disebut fitrah, inilah yang harus dikembangkan dan Nilai yang bersumber dari hukum-hukum Allah,
yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai ini merupakan nilai
yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa manusia yang tumbuh sesuai dengan
kebutuhan manusia.
4) Melalui pertumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya, tugas pokok pendidikan Islam adalah
menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, dan menjaga potensi manusia, sehingga
tercipta dan terbentuklah kualitas generasi Islam yang cerdas, kreatif dan
produktif.
6)
Menciptakan
keseimbangan dan kesempurnaan hidup, dengan kata lain ‘insan kamil’ yaitu
manusia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. [5]
Dalam
al-Qur’an telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Bisa kita jadikan inspirasi untuk
dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Yaitu dengan memperhatikan teorisasi berikut :
1.
Pendidikan Keimanan
a) Menciptakan hubungan yang hangat dan
harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah laku positif.
b) Menghadirkan sosok
Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita
bersin katakan alhamdulillah
c) Memanfaatkan
momen religious
Seperti sholat bersama, tarawih
bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka puasa
bersama.
d)
Beri
teladan
Anak akan bersikap baik
jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau
contoh bagi kehidupannya.
e)
Kreatif
dan terus belajar
Sejalan
dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai
orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus
dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan
anak.
2.
Pendidikan
Akhlak
Rasulullah saw bersabda:
”Suruhlah anak-anak kamu
melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka
kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat
tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Cara
megenalkan akhlak kepada anak :
a) Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan
emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar,
tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih sayang sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa
ia mendapatkan dukungan.
b) Memberikan pendidikan mengenai yang haq
dan bathil
“Dan
janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti bahwa berbohong
itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
c) Memenuhi janji
d) Meminta maaf jika
melakukan kesalahan
e) Meminta tolong/mengatakan tolong jika
kita memerlukan bantuan.
f) Mengajak anak mengunjungi kerabat
3.
Pendidikan
intelektual
Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak.
4.
Pendidikan
fisik
Dengan memenuhi
kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup
agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang
disunahkan Rasulullah
5.
Pendidikan
Psikis
a)
Memberikan
kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku
santun dan bijak.
b)
Menumbuhkan rasa
percaya diri
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib, Jusuf
Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta,Kencana Pernada Media, 2006.
Abdurrahman Shaleh
Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta, Rineka Cipta, 1990.
Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Dja’far Siddik,
Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Islam, Bandung,Citapustaka
Media, 2004.
M.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta, Bumi
Aksara, 2009.
Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbhah,
Jakarta, Lentera Hati, 2002.
[1] Abdul
Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006), hal.73.
[2] Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 99
[4] Dja’far Siddik, Menelusuri Konsep Proses
Pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Islam, (Bandung:
Citapustaka Media, 2004), hal.147.
[5] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal.65.
[6] Abdurrahman
Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal.20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar