Rabu, 13 April 2016

KECERDASAN MAJEMUK



KECERDASAN MAJEMUK

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si

                                                                         
logo+STAIN+ku+bening.jpg


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupan. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah intelegensi merupakan salah satu masalah pokok, karenanya tidak mengherankan kalau masalah tersebut banyak dikupas orang. Dalam penelitian di Harvard University mendukung dengan berpendapat bahwa setiap manusia memiliki semua jenis kecerdasan itu, namun hanya ada beberapa orang yang dominan atau menonjol dalam diri seseorang.
Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses dan gagalnya Peserta Didik belajar di sekolah. Peserta Didik mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar untuk diharapkan memperoleh prestasi yang tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis  dia  akan sukses belajar di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian kecerdasan majemuk?
2.      Apa saja macam-macam kecerdasan majemuk?
3.      Bagaimana implikasi kecerdasan majemuk dalam pembelajaran?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kecerdasan majemuk.
2.      Untuk mengetahui macam-macam kecerdasan majemuk.
3.      Untuk mengetahui implikasi kecerdasan majemuk dalam pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian kecerdasan majemuk
Intelegensi atau biasa diartikan sebagai kecerdasan adalah merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam kemampuan umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kecerdasan majemuk adalah sebuah teori kecerdasan yang mengatakan bahwa kecerdasan tidak hanya berfokus pada satu sisi kecerdasan, tetapi banyak sisi lain dari kecerdasan itu sendiri. Tokoh dari kecerdasan majemuk yang paling terkenal adalah Howard Gardner.
Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences/MI) lahir sebagai  koreksi terhadap konsep kecerdasan yang dikembangkan oleh AlfedBinet (1904), yang meletakkan dasar kecerdasan seseorang pada Intelligences Quotient (IQ) saja. Berdasarkan tes IQ yang dikembangkannya, Binet menempatkan kecerdasan seseorang dalam rentang skala tertentu yang menitikberatkan pada kemampuan berbahasa dan logika semata. Dengan kata lain apabila seseorang pandai dalam bahasa dan logika, maka ia pasti memiliki IQ yang tinggi. Tes yang dikembangkan Binet ini, menurut Gardner (1983) belum mengukur kecerdasan seseorang sepenuhnya, sebab tes IQ Binet baru mewakili sebagian kecerdasan yang ada. Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan bukan hanya pada satu faktor saja, melainkan ada majemuk, yakni, kecerdasan linguistik, matematik- logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis.[1]


B.     Macam-macam kecerdasan majemuk
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah serangkaian keterampilan (a set of skills) dalam memecahkan masalah membuat seseorang mampu memecahkan kembali maslah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, menciptakan produk yang efektif dan harus mencakup potensi menemukan atau memecahkan masalah.[2] Secara singkat dapat dikatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk dapat menghadapi segala persoalan dan tantangan hidup dengan setting (latar) yang berbeda-beda.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, keccerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1.    Kecerdasan Logis Matematis
Kemampuan menggunakanangka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abtraksi-abtraksi lainnya.
2.    Kecerdasan Bahasa
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa, hafalan, eksplanasi dan metabahasa.
3.    Kecerdasan Musikal
Kemampuan mengapresiasi berbagai bentuk musikal, membedakan, menggubah dan mengekspresikannya.Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada ataumelodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu.
4.    KecerdasanVisual-Spasial
Kemampuan mengekspresi dunia spasial-visual secara akurat dan kemampuan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis,bentuk dan hubungan antar unsur. Kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientsikan diri secara tepat dalam praktek matrik spasial.
5.    Kecerdasan Kinestetis
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu, dan kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik seperti keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan.
6.    Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan dalam bersosialisasi  sehingga seseorang yang cerdas interpersonalnya akan mudah bergaul dan senang belajar kelompok. Profesi yang sesuai : Politisi, guru, pemimpin religius, penasehat, penjual, manager, dan public relection.[3]
7.    Keccerdasan Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, berdisiplin diri, dan kemampuan menghargai diri.


8.    Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap fenomena-fenomena alam lainnya, dan kemampuan membedakan benda-benda tak hidup dengan benda-benda hidup lainnya.
Gardner mengemukakan bahwa setiap orang untuk mencapai kesuksesan dalam hidup harus memiliki beberapa kecerdasan. Bukan berarti harus semua (8 kecerdasan ) ada pada seseorang. Barangkali 2-4 kecerdasan, akan tetapi satu yang menonjol.

C.     Implikasi kecerdasan majemuk dalam Pembelajaran
Penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dapat ditempuh dengan:
1.    Memberdayakan semua jenis kecerdasan yang ada pada setiap mata pelajaran.
yaitu ibarat meng-input informasi melalui delapan jalur kedalam otak memori siswa. Bloom (1956) menekankan pada tiga ranah/domain yang ada, yaitu kognitif, efektif dan psikomotor. Gardner menekankan pada tujuh kecerdasan yang dimiliki setiap siswa. Secara empirik untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dapat dilakukan:
a.       Merumuskan kompetensi dasar dan indikator dengan basis kecerdasan majemuk, baik dalam silabus dan RPP.
b.      Menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang variatif sesuai dengan semua atau beberapa kecerdasan.
c.       Menetapkan kegiatan-kegiatan/aktivitas pembelajaran yang merangsang kecerdasan majemuk.
d.      Menetapkan jenis/bentuk tes dan rumusan butir soal berbasis kecerdasan majemuk.
2.    Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa.
Strategi kedua yang dapat ditempuh apabila secara faktual gurutelah mengidentifikasikan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa. Gardner selalu mengingatkan bahwa ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol pada masing-masing individu (siswa). Bila disadari hal ini, mengapa tidak mengoptimalkannya sebagai jati dirinya, meskipun untuk bidang yang lainnya harus puas dengan standar minimal yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga.
Dalam penerapan tahap kedua ini strategi pembelajaran yang digunakan lebih bersifat personal atau individual. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik misalnya, akan dioptimalkan pencapaian hasil belajarnya pada mata pelajaran Bahasa dan sastra. Sedangkan mereka yang mempunyai kecerdasan matematis-logis misalnya, akan diarahkan pada pencapaian hasil belajar mata pelajaran matematika seoptimal mungkin. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan spasial dapat dioptimalkan dengan menggunakan media visual atau menggunakan peta konsep. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani dapat diaktifkan dengan gerakan-gerakan tertentu. Misalnya dapat mengekspresikan suatu pesan dengan bahasa tubuh. Sedangkan belajar dengan alunan musik atau alat musik dapat mengoptimalkan belajar mereka yang memiliki kecerdasan musikal. Mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal dapat dioptimalkan dengan cara belajar interaksi sosial seperti diskusi dan wawancara. Mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal dapat dioptimalkan dengan cara belajar merenung, berefleksi, proyek/tugas individu dan pada tempat yang agak sepi.


3.    Mengoptimalkan pengelolaan kelas yang variatif.
Penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk untuk mencapai kompetensi pada dasarnya adalah bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif.[4] Menunjukkan beberapa alternatif pengelolaan kelas supaya siswa aktif:
a.       Proses belajar satu kelas penuh. Pembelajaran yang dipimpinoleh guru yang menstimulasi seluruh siswa.
b.      Diskusi kelas, dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama.
c.       Pengajuan pertanyaan: siswa mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan.
d.      Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil.
e.       Pengajaran oleh tema sekelas (tutor sebaya): pengajaran dilakukan oleh siswa sendiri.
f.        Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan secara persorangan.
g.       Kegiatan belajar aktif, kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka.
h.       Pengembangan keterampilan: mempelajari dan mempraktekkan keterampilan, baik teknis maupun non-teknis.
Penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk untuk mencapaian kompetensi pembelajaran menuntut adanya penataan (setting) kelas yang variatif dan menarik. Sistem berpindah kelas (moving class) merupakan salah contoh yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan belajar kecerdasan tertentu. Penggunaan metode juga menuntut adanya variasi metode seperti: ceramah, tanyajawab, diskusi, observasi, wawancara, studi tour, studi lapangan, eksperimen, dramatisasi, refleksi, menggunakan musik, dan sebagainya.[5] Penggunaan media pembelajaran juga harus variatif juga, misalnya carta, skema, flow chart, diagram, sampai pada alat peraga alam. Sistem penilaian tidak cukup hanya menggunakan tes objektif. Tes yang dikembangkan harus lebih variatif, mulai dari uraian, pengamatan, tugas pribadi sampai pada penggunaan portofolio.























BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Kecerdasan majemuk adalah sebuah teori kecerdasan yang mengatakan bahwa kecerdasan tidak hanya berfokus pada satu sisi kecerdasan, tetapi banyak sisi lain dari kecerdasan itu sendiri.
Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences/MI) lahir sebagai  koreksi terhadap konsep kecerdasan yang dikembangkan oleh AlfedBinet (1904), yang meletakkan dasar kecerdasan seseorang pada Intelligences Quotient (IQ) saja.
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah serangkaian keterampilan dalam memecahkan masalah membuat seseorang mampu memecahkan kembali maslah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, menciptakan produk yang efektif dan harus mencakup potensi menemukan atau memecahkan masalah. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan:
1.       matematika logika,
2.       kecerdasan bahasa,
3.       kecerdasan musikal,
4.       kecerdasan visual spasial,
5.       kecerdasan kinestetis,
6.       keccerdasan interpersonal, dan
7.       kecerdasan naturalis.
Penerapan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, dapat ditempuh dengan:
1.      Memberdayakan semua jenis kecerdasan yang ada pada setiap mata pelajaran.
2.      Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa.
3.      Mengoptimalkan pengelolaan kelas yang variatif.

DAFTAR PUSTAKA
Efendi Agus, Revolusi Kecerdasan, Bandung: Alfabeta, 2005.
Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009.
Melvin L Silberman, Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia & Nuansa, 2004.
Prawiradilaga Dewi Salma dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Universitas Negeri Jakarta, 2004.
Soetopo Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan dan Praktek, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2005


[1]Prawiradilaga Dewi Salma dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan,  (Jakarta : Universitas Negeri Jakarta), 2004, hlm. 61.
[2]Efendi Agus, Revolusi Kecerdasan, (Bandung: Alfabeta), 2005, hlm. 93.
[3] Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, (Jakarta : PT Bumi Aksara), 2009, hlm. 13.
[4]Melvin L Silberman, Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia & Nuansa), 2004, hlm. 6.
[5]Soetopo Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan dan Praktek, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang), 2005, hlm. 146-162.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar