Kamis, 22 Oktober 2015

KONSEP DAN TEORISASI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN



KONSEP DAN TEORISASI
PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Tes Tengah Semester
Mata Kuliah: Tafsir II (Tarbawi)
Dosen Pengampu: Mufatihatut Taubah, S.Ag., M.Pd.I






Disusun Oleh :
Aida Aryati    (1410110062)
Kelas: B1-PAI





 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah pendidikan.
Dalam al-Qur’an telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu.
Untuk itu penulis mengkaji konsep dan teorisasi pendidikan dalam al-Qur’an, dalam makalah. Dan penulis memaparkan tentang pengertian pendidikan Islam, Tujuan pendidikan dalam al-Qur’an, konsep dan teorisai pendidikan dalam al-Qur’an.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian Pendidikan Islam ?
2.      Apa Tujuan Pendidikan dalam Al-Qur’an ?
3.      Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an ?
4.      Bagaimana Teorisasi Pendidikan dalam Al-Qur’an ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran manusia dan penataan tingkah laku serta emosinya dan merupakan sistem pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam[1] , untuk membentuk kepribadian yang baik menurut islam dalam aspek duniawi dan ukhrawi, pendidikan dalam arti adalah suatu proses pemindahan atau transformasi pengetahuan ataupun pengembangan
Pendidikan hendaknya mampu menghantarkan umat manusia menuju kemaslahatan, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai kebajikan dan norma-norma Islam kepada generasi penerus umat, dan penerus bangsa. Umat Islam harus maju dan jangan mau dibodohi oleh orang lain, umat Islam harus berjalan sesuai dengan nilai dan norma-norma Islam. [2]

B.     Tujuan Pendidikan dalam Al-Qur’an
Menurut Muhammad Athiyah al-abrasyi, yang dikutif oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, menyatakan tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu hidupnya, yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal dan ilmu praktis
Tujuan dari pendidikan menurut alqur’an yaitu:
1.      Mendidik jiwa tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap allah. Ini dibuat dengan membawa manusia berfikir tentang kebesaran allah, kuasa allah, kehebatan allah, kebaikan dan rahmat allah serta nikmatnya.
  1. Mendidik hati agar rasa rindu dengan syurga allah, rahmat dan kemampuan allah , bantuan allah dll. Semua itu di lakukan dengan menyebutkan khabar-khabar gembira tentang perkara-perkara tersebut.
  2. Mendidik iman dan taqwa di hati
  3. Mendidik manusia agar melakukan amal saleh dan berakhlak mulia. Untuk itu al-Qur’an banyak menceritakan sejarah hidup para nabi, rasul dan orang-orang saleh yang patut dijadikan panduan hidup manusia.
  4. Mendidik manusia agar menghindari sift-sifat jahat dan agar selamat dari api neraka.
  5. Mendidik manusia agar memiliki sikap hidup yang khusus sebagai seorang islam, agar selamat dunia dan akhirat.

C.    Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an
Surat al-‘Alaq ayat 1-5 :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ْْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ْْ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ْْ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ْْعَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَْ

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

Konsep pembelajaran dalam surat al-‘Alaq ayat 1 sampai 5 menurut tafsir M. Quraisy Syihab dalam tafsir Al-Misbah yaitu:
a)   Usaha Allah SWT dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Nabi Adam dan Nabi Muhammad saw., kemudian di kembangkan kepada anak cucunya dimuka bumi ini (seluruh manusia) dengan alat yaitu qalam sebagai alat untuk menulis supaya ilmu yang telah diberikan tidak akan punah dan dapat terus dikembangkan yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran tentang keimanan serta membentuk manusia yang sempurna memiliki akal yang yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta memiliki cara berfikir yang berkualitas.
b)   Suatu proses dari Allah menyampaikan ilmu dan membimbing manusia yang mengarah kepada segenap potensi fitrah yang dimilikinya, supaya dapat menjadi manusia yang sempurna (insan kamil) dan dapat menanamkan keimanan yang kuat pada jiwa manusia agar setiap aktivitas yang dilakukannya demi karena Allah. [3]
Pendidikan merupakan pola awal dari sebuah langkah kehidupan manusia. Manusia adalah salah satu makhluk yang berperan sebagai orang yang dididik dan orang yang mendidik, baik pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Untuk itulah manusia sebagai sebuah generasi yang berperan sebagai pemimpin di masa dulu, sekarang dan masa yang akan datang, dituntut untuk berperan aktif di dalam mengembangkan seluruh potensinya. Pendidikan ialah proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Pendidikan merupakan konsep ideal, sedangkan pengajaran adalah konsep operasional, dan keduannya ibarat dua sisi koin yang tidak mungkin dipisahkan.
Pendidikan memiliki dasar-dasar Ilahiyah yang bersumber kepada Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia. Sebagai pedoman hidup manusia di segala zaman, Al-Qur’an memuat keterangan yang memuaskan secara rasional dan disertai rangsangan emosi. Dengan demikian Al-Qur’an mendidik akal dan emosi sejalan dengan fitrah[4]

D.    Teorisasi Pendidikan dalam Al-Qur’an
QS. Al-Kahf ayat 66 :
قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
petunjuk Yang artinya: ”Musa berkata kepadanya Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu” (QS. Al-Kahf : 66)”.
Dari ayat tersebut dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:
  1. Bahwa seorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, pendamping dan yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.
  2. Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.
  3. Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.
Dari beberapa pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah; proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik. Sehingga dapat dijabarkan teori pendidikan, sebagai berikut :
1)   Proses tranformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Islam harus dilakukan secara berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah, penanaman nilai/ilmu, pengarahan, pengajaran dan pembimbingan kepada anak didik dilakukan secara terencana.
2)   Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan penghayatan pengamalan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bercirikhas Islam, dengan disandarkan kepada peran dia sebagai khalifah fil ardhi dengan pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama manusia (hablum minannas) dan hubungan dengan alam sekitas (hablum min al-alam).
3)   Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendidikan harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni nama-nama yang indah yang sebenarnya karakter idealitas manusia yang selanjutnya disebut fitrah, inilah yang harus dikembangkan dan  Nilai yang bersumber dari hukum-hukum Allah, yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai ini merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa manusia yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.
4)   Melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, tugas pokok pendidikan Islam adalah menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, dan menjaga potensi manusia, sehingga tercipta dan terbentuklah kualitas generasi Islam yang cerdas, kreatif dan produktif.
6)  Menciptakan keseimbangan dan kesempurnaan hidup, dengan kata lain ‘insan kamil’ yaitu manusia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. [5]

Dalam al-Qur’an telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Yaitu dengan memperhatikan teorisasi berikut :
1.       Pendidikan Keimanan
a)      Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah
laku positif.
b)       Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah
c)       Memanfaatkan momen religious
Seperti sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka puasa bersama.
d)     Beri teladan
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
e)      Kreatif dan terus belajar
Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan anak.

2.        Pendidikan Akhlak
Rasulullah saw bersabda:
Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Cara megenalkan akhlak kepada anak :
a)      Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih sayang sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
b)      Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
c)      Memenuhi janji
d)      Meminta maaf jika melakukan kesalahan
e)      Meminta tolong/mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
f)       Mengajak anak mengunjungi kerabat
3.      Pendidikan intelektual      
           Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak.
4.      Pendidikan fisik
 Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah
5.      Pendidikan Psikis
a)      Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian, berperilaku santun dan bijak.
b)       Menumbuhkan rasa percaya diri
c)      Memberikan semangat tidak melemahkan[6]





















DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta,Kencana Pernada Media, 2006.
Abdurrahman Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta, Rineka Cipta, 1990.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Dja’far Siddik, Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Islam, Bandung,Citapustaka Media, 2004.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta, Bumi Aksara, 2009.
Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbhah, Jakarta,  Lentera Hati, 2002.


[1] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006), hal.73.

[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 99

[3]  Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbhah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), hal 272.

[4] Dja’far Siddik, Menelusuri Konsep Proses Pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Media, 2004), hal.147.
[5] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.65.
[6] Abdurrahman Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal.20.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar