ANALISIS
TERHADAP PENDIDIKAN
SEBAGAI
SISTEM
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Karim, M.Pd

Aida A
(1410110062)
![]() |
|
![]() |
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Subyek, obyek atau sasaran pendidikan
adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi-potensi manusia dapat dikembangkan
melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi secara
efektif dan efisien antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya secara
efektif dan efisien yang memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan
potensi-petensi kemanusiaan itulah yang disebut pendidikan.
Interaksi
manusia dengan lingkungannya dalam ruang lingkup pendidikan mengandung banyak
aspek atau elemen-elemen yang sifatnya sangat kompleks. Kompleksitas elemen-elemen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam ruang lingkup pendidikan
itu membentuk suatu sistem yang disebut sistem pendidikan. Untuk itu kelompok kami mengkaji
dalam makalah analisis pendidikan
sebagai sistem.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang yang telah diuraikan diatas, dapat kita ambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa
Pengertian Pendidikan ?
2.
Apa
Pengertian Sistem ?
3.
Bagaimana
Pendidikan Sebagai Sistem ?
4.
Apa saja
komponen-Komponen Dalam Sistem Pendidikan ?
5.
Bagaimana
Analisis Terhadap Pendidikan Sebagai Sistem ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yaitu, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Pendidikan
atau pedagogi memiliki beberapa pengertian. Pendidikan (pedagogi) secara
etimologis adalah bersala dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya
anak, dan “AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan
yang diberikan kepada anak.
Sedangkan
secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang
dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa
kepada orang yang belum dewasa (baca : anak) sehingga timbul hubungan antara
keduanya yang bertujuan untuk mendewasakannya. [1]
B. Pengertian Sistem
Sistem berasal bari
bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu kesatuan.
Beberapa definisi system menurut ahli :
1.
Menurut Zahara Idris, mengemukakan
bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau
elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling membantu untuk mencapai suatu
hasil (produk).
2.
Menurut Tatang M. Amirin, Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu
himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan.
3.
Menurut Musanef, bahwa Sistem
adalah suatu sarana yang menguasai keadaan pekerjaan agar dalam menjalankan
tugas dapat diatur, dan sistem adalah suatu tatanan dari hal hal yang paling
berkaitan dan berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan dan satu keseluruhan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, sistem merupakan suatu
himpunan atau kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen
atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur, tersusun secara sistematis (tidak acak), dan saling membantu untuk
mencapai suatu tujuan, dimana masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang
semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.
Berdasarkan uraian diatas dapat
dikemukakan ciri-ciri umum dari suatu sistem sebagai
berikut:
1. system merupakan suatu kesatuan yang
terstruktur.
2. Kesatuan terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berpengaruh.
3.
Mesing-masing komponen memiliki fungsi tertentu
dan secara bersama-sama melakukan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan.[2]
Contoh tubuh manusia terdiri dari jaringan
daging, otak, urat-urat, anggota gerak (tangan dan kaki), dll. Yang tiap
komponennya mempunyai fungsi masing-masing yang satudengan yang lain, satu sama
lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan.
Oleh karena itu, proses pendidikan
merupakan sebuah system yang disebut sebagai system pendidikan. Secara
teoritis, suatu system pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau
bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan.
C. Pendidikan Sebagai Sistem
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah
seperangkat sarana yang diperoleh untuk membudayakan nilai-nilai budaya
masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai
dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita
hidup yang sejahtera lahir maupun batin.
Pendidikan
sebagai sistem dapat ditinjau dari dua hal :
1. Sistem pendidikan secara mikro
Pendidikan secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta
didik, sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan
komunikasi. Oleh karena itu, fungsi pendidik adalah sebagai pengyampai materi
melalui kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
2. Sistem pendidikan secara makro
Sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas
lagi, yaitu :
a. Input (masukan), berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya manusia, masukan
instrumental berupa kurikulum, silabus, dll. Sedangkan masukan sarana termasuk
di dalam fasilitas dan sarana pendidikan yang harus disiapkan. Unsur masukan
(input), contohnya peserta didik.
b. Proses, yaitu
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar atau proses pembelajaran di
sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini termasuk di dalamnya
telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya, serta
telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik untuk memberi kemudahan
kepada peserta didik dalam terjadinya proses pembelajaran.
Unsur proses contohnya
metode atau cara yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Keluaran (Output), yaitu hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi
yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai yang diharapkan.
Namun juga keluaran pendidikan mencakup segala hal yang dihasilkan berupa
kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa (services)
dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya
intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material. [3]
D. Komponen-Komponen Dalam Sistem Pendidikan
Secara
sederhana, komponen-komponen dalam sistem pendidikan dapat digambarkan dengan
bagan sebagai berikut :
![]() |
1.
Input Pada
Sistem Pendidikan
Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam
tiga jenis, yaitu input mentah (raw input), input alat (instrumental
input), dan input lingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw
input) akan diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam
sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anak didik
atau peserta didik.
a. Dasar Pendidikan
Pendidikan
sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan
berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan
pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai
itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan
Sebagai suatu
komponen pendidikan, tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang
utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas)
dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba
keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan
alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).
c.
Anak didik
(Peserta Didik)
Peserta didik
sebagai subjek karena peserta didik (tanpa pandang usia) yang ingin
mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan
masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik
yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
1) Individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
2) Individu yang sedang berkembang.
3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
2. Process Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan
mobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian
tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu
kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama
lain saling bergantung.
Adapun komponen-komponen yang saling
berkesinambungan pada proses pendidikan adalah sebagai berikut:
a.
Pendidik dan
Non Pendidik
Pendidik ialah
orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan
pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada
murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi
pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.
Non pendidik
yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU
No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan
merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)).
b.
Kurikulum
(Materi Pendidikan)
Kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun
secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow
dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak
menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan
anak didik adalah sebagai berikut:
1)
Kurikulum
hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
2)
Isi kurikulum
hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan
anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya
pada masa yang akan datang.
3)
Anak hendaknya
didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima
pasif apa yang dilakukan oleh guru.
4)
Materi yang
dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf
perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.[5]
c.
Prasarana dan
Sarana
Prasarana
pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan : alat kebersihan
sedangkan
sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam
proses pendidikan : alat peraga di lab
IPA
Prasarana
pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan
yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.
d.
Administrasi
Administrasi
pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber,
penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga
pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal,
yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.
e.
Anggaran
Anggaran
adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara lebih
khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara
terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode
tertentu.
3.
Enviromental
Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh
lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun
menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi
proses pendidikan tersebut, yaitu:
1.
Lingkungan
keluarga.
2.
Lingkungan
sekolah atau lembaga pendidikan.
3.
Lingkungan
masyarakat.
4.
Lingkungan
keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
5.
Lingkungan
sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di
sekitar lembaga pendidikan.
6.
Lingkungan
alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
7.
Lingkungan
ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan
masyarakat sekitar.
8.
Lingkungan
keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga
pendidikan.
9.
Lingkungan
politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga
pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan.
4.
Output Pada
sistem Pendidikan
Output pada sistem pendidikan adalah hasil
keluaran dari proses yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output
pada sistem pendidikan adalah:
a)
Lulusan
(Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses
pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan
yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya,
lingkungan, dan Tuhannya.
proses berkesinambungan dari komponen-komponen
pendidikan menentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan
kepada tujuan dan dasar pendidikan.
b)
Putus Sekolah
Kadang kala proses komponen-komponen
pendidikan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab
adanya hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga peserta didik
yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti untuk melangsungkan
pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh
berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses
pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan. [6]
Sistem pendidikan tersebut secara rinci dapat
digambarkan sebagai berikut:
E. Analisis Terhadap Pendidikan Sebagai Sistem
Agar
terlaksana masing-masing fungsi yang menunjang usaha pencapaian tujuan, di
dalam suatu sistem diperlukan bagian-bagian yang akan melaksanakan fungsi
tersebut. Bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen. Dengan demikian, jelas bahwa sistem
itu terdiri atas komponen-komponen dan masing-masing komponen itu memiliki
fungsi khusus.
Semua
komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu dengan yang
lain. Sebagai missal dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan
melalui media, maka diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu menyalakan
atau menghidupkan media tersebut. Jika aliran listrik tidak berfungsi, maka
akan menimbulkan kesulitan bagi guru dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan
dasar inilah, pendekatan sistem dalam pembelajaran memerlukan hubungan antara
komponen yang satu dengan yang lain.
Penggabungan
yang menimbulkan keterpaduan yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu
mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
jumlah bagian-bagian. Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, para guru
sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan antara sesama guru, antar guru dengan
siswa, atau antar materi, guru, media, dan siswa. Sebab apalah artinya materi
yang disiapkan kalau tidak ada siswa yang menerima, demikian juga sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Sistem berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu kesatuan.
Komponen adalah
bagian dari sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai
tujuan sistem. Karena pendidikan dikatakan sebagai sistem, maka
komponen-komponen pendidikan itu meliputi peserta didik, pendidik, materi
pendidikan, alat dan metode, lingkungan pendidikan, dan lain-lain yang
menunjang usaha mencapai tujuan.
Pendidikan sebagai
sistem terdiri dari sejumlah komponen, antara lain : raw input (sistem baru),
output (tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental input
(budaya, kependudukan, politik, dan keamanan).
B. Saran
Demikian
makalah ini kami susun. Semoga apa yang telah kami uraikan diatas mengenai
“Metode Pendidikan” dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan kami menyadari
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan tidak terkecuali dengan
makalah yang kami susun. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmadi. Ilmu
Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.1991.
Binti Maunah. Landasan Pendidikan. Yogyakarta. TERAS. 2009.
Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta. Amzah. 2010.
Hadisusanto.dkk. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta. UNY press.1995.
Tatang M Amirin. Pokok-pokok
Teori Sistem. Jakarta Rajawali
Pers.1992.
Umar Tirtahardja dan
La Sula. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta. 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar